Kamis, 24 Januari 2013

Urutan Lengkap Khalifah dalam Lintasan Sejarah



Urutan Lengkap Khalifah dalam Lintasan Sejarah

Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kaum muslimin agar mereka mengangkat seorang khalifah setelah beliau SAW wafat, yang dibai'at dengan bai'at syar'iy untuk memerintahkan kaum muslimin berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Menegakkan syari'at Allah, dan berjihad bersama kaum muslimin melawan musuh-musuh Allah.

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya tidak ada Nabi setelah aku, dan akan ada para khalifah, dan banyak (jumlahnya)." para sahabat bertanya, "Apa yang engkau perintahkan kepada kami? Nabi SAW menjawab, "penuhilah bai'at yang pertama, dan yang pertama. Dan Allah akan bertanya kepada mereka apa-apa yang mereka pimpin."(HR. MUSLIM) .Rasulullah SAW berwasiat kepada kaum muslimin, agar jangan sampai ada masa tanpa adanya khalifah (yang memimpin kaum muslimin). Jika hal ini terjadi, dengan tiadanya seorang khalifah, maka wajib bagi kaum muslimin berupaya mengangkat khalifah yang baru, meskipun hal itu berakibat pada kematian.

Sabda Rasulullah SAW : "Barang siapa mati dan dipundaknya tidak membai'at Seorang imam (khalifah), maka matinya (seperti) mati (dalam keadaan) jahiliyyah."

Rasulullah SAW juga bersabda : "Jika kalian menyaksikan seorang khalifah, hendaklah kalian taat, walaupun (ia) memukul punggungmu. Sesungguhnya jika tidak ada khalifah, maka akan terjadi Kekacauan." (HR. THABARANI)

sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan (kepada kita) untuk taat kepada khalifah. Allah berfirman : "Hai orang-orang yang berfirman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri diantara kamu." (AN NISA :59)

Kaum muslimin telah menjaga wasiat Rasulullah SAW tersebut sepanjang 13 abad. Selama interval waktu itu, kaum muslimin tidak pernah menyaksikan suatu kehidupan tanpa ada (dipimpin) seorang khalifah yang mengatur urusan-urusan mereka. Ketika seorang khalifah meninggal atau diganti, ahlul halli wal 'aqdi segera mencari, memilih, dan menentukan pengganti khalifah terdahulu. Hal ini terus berlangsung pada masa-masa islam (saat itu). Setiap masa, kaum muslimin senantiasa menyaksikan bai'at kepada khalifah atas dasar taat. Ini dimulai sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga periode para Khalifah dari Dinasti 'Utsmaniyyah.

Kaum muslimin mengetahui bahwa khalifah pertama dalam sejarah Islam adalah Abu Bakar ra, akan tetapi mayoritas kaum muslimin saat ini, tidak mengetaui bahwa Sultan 'Abdul Majid II adalah khalifah terakhir yang dimiliki oleh umat Islam, pada masa lenyapnya Daulah Khilafah Islamiyyah akibat ulah Musthafa Kamal yang menghancurkan sistem khilafah dan meruntuhkan Dinasti 'Utsmaniyyah. Fenomena ini terjadi pada tanggal 27 Rajab 1342 H.

Dalam sejarah kaum muslimin hingga hari ini, pemerintah Islam di bawah institusi Khilafah Islamiah pernah dipimpin oleh 104 khalifah. Mereka (para khalifah) terdiri dari 5 orang khalifah dari khulafaur raasyidin, 14 khalifah dari dinasti Umayyah, 18 khalifah dari dinasti 'Abbasiyyah, diikuti dari Bani Buwaih 8 orang khalifah, dan dari Bani Saljuk 11 orang khalifah. Dari sini pusat pemerintahan dipindahkan ke kairo, yang dilanjutkan oleh 18 orang khalifah. Setelah itu khalifah berpindah kepada Bani 'Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang khalifah. Umat masih mengetahui nama-nama para khulafaur rasyidin dibandingkan dengan yang lain. Walaupun mereka juga tidak lupa dengan Khalifah 'Umar bin 'Abd al-'Aziz, Harun al-rasyid, Sultan 'Abdul Majid, serta khalifah-khalifah yang masyur dikenal dalam sejarah.

Adapun nama-nama para khalifah pada masa khulafaur Rasyidin sebagai berikut:

1.Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)
2.'Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.'Utsman bin 'Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)

Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam.

Para Khalifah masa Umayyah:

1.Mu'awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
2.Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
3.Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
4.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
5.'Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)
6.Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
7.Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
8.'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
9.Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)

Masa kepemimpinan Bani Umayyah berakhir pada tahun 132 H. Ini terjadi setelah Marwan bin Muhammad mengalami kekalahan dalam Perang Zab, melawan pasukan yang dipimpin Abu Abbas as-Saffah dari Bani Abbasiyah. Sejak saat itu kekhilafahan beralih ke Bani Abbasiyah.

Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah berlangsung selama kurang lebih 783 tahun. Khalifah pertamanya adalah Abu Abbas as-Saffah dan yang terakhir adalah al-Mutawakkil ‘Alallah. Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Kekhilafahan Abbasiyah yang berpusat di Irak dan yang berpusat di Mesir.

Para Khalifah masa Abbasiyah yang berpusat di Irak:

I. Dari Bani 'Abbas
1.Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
2.Abu Ja'far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M)
3.Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
4.Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
5.Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
6.Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
7.Al-Ma'mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
8.Al-Mu'tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M)
9.Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
10.Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
11.Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
12.Al-Musta'in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
13.Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
14.Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
15.Al-Mu'tamad 'Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
16.Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
17.Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
18.Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)

II. Dari Bani Buwaih
19.Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
20.Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
21.Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
22.Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
23.Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
24.Al-Thai'i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
25.Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
26.Al-Qa'im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)

III. dari Bani Saljuk
27. Al Mu'tadi Biamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
28. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
29. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
30. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
31. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160)
32. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
33. Al Mustadhi'u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
34. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
35. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
36. al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
37. Al Mu'tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M)

Pada masa kepemimpinan al-Mu‘tashim Billah terjadi peristiwa tragis yang menimpa kaum Muslim. Peristiwa itu adalah serangan tentara Tartar, pada tahun 656 H, ke jantung Ibu Kota Negara Khilafah, di Baghdad. Tentara Tartar yang dipimpin Hulagu ini menyerang kaum Muslim secara biadab. Perang yang berlangsung selama 40 hari itu, selain berhasil membunuh Khalifah, juga membunuh anak-anak dan pamannya. Sebagian dari mereka ada yang ditawan. Dikisahkan, tidak seorang pun yang selamat dari pembantaian sadis tentara Tartar, kecuali mereka yang bersembunyi di sumur atau di kolong jembatan. Diperkirakan lebih dari satu juta penduduk menjadi korban kebiadaban pasuka Tartar. Akibat serangan ini, kaum Muslim tidak memiliki khalifah selama kurang lebih tiga setengah tahun.

Pada tahun 658 H, tentara Tartar meyeberangi sungai Furat dan mereka sampai di Halb. Di tempat itu mereka menghunus pedang dan melanjutkan perjalanan ke Damaskus. Bersamaan dengan itu, kaum Muslim yang ada di Mesir tengah mengkonsolidasikan kekuatan untuk menyongsong tentara Tartar dengan semangat jihad yang membara. Saat itu, kaum Muslim dipimpin oleh Saifuddin Quthuz al-Mu‘izzi, yang menjadi sultan di Mesir, dengan gelar al-Malik al-Muzhaffar. Al-Muzhaffar dan panglimanya, Ruknuddin Baybars al-Bandaqadari, memimpin pasukan Islam untuk menyambut serangan orang Tartar. Mereka bertemu di ‘Ayn Jalut. Kedua pasukan ini terlibat dalam pertempuran sengit pada hari Jumat, 15 Ramadhan. Tentara Tartar akhirnya kalah telak dalam pertempuran yang sangat monumental di dalam catatan sejarah kaum Muslim.

Memasuki tahun 659 H, Dunia Islam belum juga memiliki seorang khalifah. Akhirnya, didirikanlah kekhilafahan di Mesir. Al-Muntanshir-lah yang diangkat sebagai khalifah pertama Bani Abbasiyah di Mesir. Dia adalah seorang keturunan Bani Abbasiyah, yang berhasil lolos dari pembantaian tentara Tartar, dan berhasil menyelamatkan diri ke Mesir. Sejak saat itu, pusat kekuasaan Islam berpindah ke Kairo. Pembaiatan al-Muntanshir sebagai khalifah berlangsung pada tanggal 1 Rajab 659 H

Para Khalifah masa Abbasiyah yang berpusat di Mesir:

1. Al Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M)
2. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
3. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
4. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
5. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
6. al Mu'tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
7. Al Mutawakkil 'Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
8. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
9. Al Mu'tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil 'Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta'in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa'im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil 'Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil 'Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M)

Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah yang perpusat di Mesir berakhir tahun 918 H. Ini terjadi ketika kondisi politik saat itu sudah sangat tidak stabil. Di samping karena adanya konflik internal, yang menyebabkan persatuan khilafah lemah, juga karena adanya ancaman serangan orang-orang Portugis yang sudah sampai di Laut Merah. Pada saat itu, kekuatan Utsmani yang ada di Turki muncul di bawah pimpinan Sultan Salim. Akhirnya, khalifah Abbasiyah terakhir, al-Mutawakkil ‘Alallah (III) turun tahta dan menyerahkan kekuasaan kepada Sultan Salim.

Kepemimpinan Khilafah Utsmaniyah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama, sekitar 424 tahun, dari tahun 918-1342 H (1512-1924 M). Khalifah pertamanya adalah Salim al-Ula dan yang terkahir adalah ‘Abdul Majid ats-Tsani. Banyak prestasi yang berhasil diraih Kekhilafahan Utsmaniah, di antaranya adalah penaklukan Konstantinopel. Mereka telah mendatangi Eropa sampai di Austria, lalu mengepungnya lebih dari dua kali. Negeri-negeri Eropa yang berhasil dikuasai antara lain Hungaria, Beograd, Albania, Yunani, Rumania, Serbia, dan Bulgaria. Mereka juga telah menguasai seluruh kepulauan di Laut Tengah dan menariknya ke dalam pangkuan Islam.

Para Khalifah masa Ustmaniyah:

1. Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
2. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
3. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
4. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
5. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
6. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
7. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
8. 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
9. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. "Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. 'Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. 'Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. "Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. 'Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)

Kelemahan demi kelemahan pun melanda Kekhilafahan Ustmaniah, setelah mencapai puncak keemasannya, dengan wilayah kekuasaan yang luas. Masuknya pemikiran nasionalisme, yang dipropagandakan agen-agen negara kafir ke wilayah kekuasaan Utsmaniah, telah memicu terjadinya perpecahan dalam tubuh kaum Muslim. Pengabaian terhadap kemaslahatan rakyat dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mereka juga menjadi faktor yang mempercepat laju kemerosotan kekuatan Khilafah Utsmaniah. Akhirnya, melalui seorang agen Inggris, Musthafa Kamal, pada tanggal 3 Maret 1924 M (27 Rajab 1342H), Kekhilafahan Utsmaniah dihapus. Negeri-negeri Muslim pun terpecah-belah menjadi banyak negara, dengan pemimpinnya masing-masing, prinsip masing-masing, dan aturan masing-masing.

Sekali lagi terjadi dalam sejarah kaum muslimin, hilangnya kekhalifahan. Sayangnya, kaum muslimin saat ini tidak terpengaruh, bahkan tidak peduli dengan runtuhnya kekhilafahan. Padahal menjaga kekhilafahan tergolong kewajiban yang sangat penting. Dengan lenyapnya institusi kekhilafahan, mengakibatkan goncangnya dunia Islam, dan memicu instabilitas di seluruh negeri Islam. Namun sangat disayangkan, tidak ada (pengaruh) apapun dalam diri umat, kecuali sebagian kecil saja.

Jika kaum muslimin pada saat terjadinya serangan pasukan Tartar ke negeri mereka, mereka sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa ada khalifah, maka umat Islam saat ini, telah hidup selama lebih dari 86 tahun tanpa keberadaan seorang khalifah. Seandainya negara-negara Barat tidak menjajah dunia Islam, dan seandainya tidak ada penguasa-penguasa muslim bayaran, seandainya tidak ada pengaruh tsaqofah, peradaban, dan berbagai persepsi kehidupan yang dipaksakan oleh Barat terhadap kaum muslimin, sungguh kembalinya kekhilafahan itu akan jauh lebih mudah. Akan tetapi kehendak Allah berlaku bagi ciptaanNya dan menetapkan umat ini hidup pada masa yang cukup lama.

Umat Islam saat ini hendaknya mulai rindu dengan kehidupan mulia di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Insya Allah Daulah Khilafah itu akan berdiri. Sebagaimana firman Allah : "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nuur:55)" dan sabda Rasulullah "...kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi". Kami dalam hal ini tidak hanya yakin bahwa kekhilafahan akan tegak, lebih dari itu, kota Roma (sebagai pusat agama Nashrani) dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin setelah dikalahkannya Konstantinopel yang sekarang menjadi Istambul. Begitu pula daratan Eropa, Amerika, dan Rusia akan dikalahkan. Kemudian Daulah Khilafah Islamiyah akan menguasai seluruh dunia setelah berdirinya pusat Daulah Khilafah. Sungguh hal ini dapat terwujud dengan Izin Allah. Kita akan menyaksikannya dalam waktu yang sangat dekat.

Global Positioning System



Global Positioning System
( GPS )


 1. PENDAHULUAN

Akhir-akhir  ini  GPS  (Global  Positioning  System)  makin  disukai  oleh  banyak  orang,  terutama kawula  muda.  GPS  juga  makin  banyak  tersedia  di  toko-toko,  baik  yang  berupa  alat  terpisah, atau digabungkan dengan PDA ataupun telpon genggam.

Hal  ini  mulai  membuat  banyak  orang  bertanya-tanya,  “Apa  sih  GPS  itu?”,    “Berguna untuk apa?”,   “Apa bedanya dengan menggunakan peta?”. Pertanyaan – pertanyaan seperti ini sering ditanyakan  oleh  banyak  orang.  Pertanyaannya  sederhana,  tetapi  agak  sulit  untuk  menjawab secara singkat.

Seringkali kita bertanya kepada  orang lain tentang lokasi sebuah tempat atau gedung, jawaban yang  akan  kita  terima  biasanya  seperti:  lurus  sampai  lampu  merah  kedua,  lalu  belok  ke  kiri sampai  bertemu  perempatan,  lalu  belok  ke  kanan. Jawaban akan makin rumit  bila  lokasi yang ingin  dicapai  terletak  jauh  dari  lokasi  awal.  Memang  betul  bahwa  dengan  menggunakan  peta kertas,  dapat  mempermudah  menunjukkan  lokasi. 

Hal  ini  juga  sudah  sering  dilakukan  oleh banyak  orang selama  ini.  Tetapi,  tidak  setiap  saat kita  membawa  peta,  dan  akan  menjadi  sulit dan berbahaya ketika kita mengemudi sambil melihat peta kertas. Dengan GPS, maka jawaban yang akan kita terima menjadi sangat singkat, misalnya: S6 10.525E106 49.634. Lalu dengan menekan beberapa tombol, maka petunjuk jalan akan muncul di layar GPS.

Pertanyaan   yang   juga   sering   dilontarkan   adalah:   Apakah   kita   harus   mempunyai   GPS? Bagi  masyarakat  umum,  jawabannya  adalah  TIDAK.  Kita  tidak  harus  memiliki  sebuah  GPS, tanpa GPS kegiatan sehari-hari akan tetap bisa dijalankan seperti biasa. Walaupun begitu, GPS akan  mempermudah  perjalanan,  baik  dalam  kota  maupun  luar  kota,  baik  dengan  kendaraan bermotor ataupun jalan kaki. Lalu,   mengapa   GPS   dijual   dan   mengapa   banyak   orang   rela   mengeluarkan   uang   untuk membelinya?            Nah,  itulah  tujuan  buku  ini.  Penulis  berusaha  untuk  menjelaskannya  secara ringan, berusaha meninggalkan penjelasan yang terlalu dalam yang akan sulit dimengerti.

Bumi dan Peta

Sebelum  kita  mulai  berbicara  tentang  alat  navigasi  berbasis  satelit,  mari  kita  tinjau  secara singkat  hubungan  antara  bumi  kita  yang  tercinta  dengan  peta.  Banyak  orang  tidak  menyadari bahwa  bentuk  permukaan  bumi  yang  sebenarnya  adalah  tidak  bulat  sempurna.  Permukaan bumi  banyak  memiliki lekukan  (lembah,  jurang,  dasar  laut)  dan tonjolan (gunung,  bukit),  dan hal  ini  menyulitkan  proses  pembuatan  peta  yang  baik.  Bisa  dibayangkan  bila  ingin  merubah permukaan  bola  yang  bundar  menjadi  lurus  seperti  kertas.  Para  pembuat  peta  mungkin  akan senang sekali bila bumi ini bentuknya datar, seperti anggapan pada jaman dahulu.

Sekilas tentang GPS

Pertama-tama,  mari  kita  betulkan  dahulu  pengertian  tentang  GPS.  GPS  bukanlah  nama  alat, tetapi   merupakan   nama   sebuah   sistim   navigasi  global   berbasis   satelit (GNSS=   Global Navigation Satellite   System)   yang   dikembangkan   oleh   Departemen   Pertahanan   Amerika Serikat.  Tetapi  karena  sistim  ini  adalah  yang  pertama  kali  serta  satu-satunya  didunia  yang berfungsi  secara  penuh  saat  ini  dan  dapat  digunakan  setiap  saat  oleh  semua  orang  didunia secara  gratis, maka  nama GPS menjadi terkenal dan sering dipakai sebagai nama  alat navigasi berbasis   satelit.   Sistim   ini enggunakan   kelompok   satelit   yang   diberi   nama   NAVSTAR (Navigational Satellite Timing and Ranging).

Ada  beberapa  sistim  navigasi  global  berbasis  satelit  lain  yang  dikembangkan  oleh  beberapa negara,  yaitu:  Galileo  yang  dikembangkan  oleh  Uni  Eropa  dan  GLONASS  (Global  Orbiting Navigation  Satellite  System)  yang  dikembangkan  oleh  Rusia.  Kedua  sistim  ini  masih  belum berfungsi secara penuh karena belum semua satelitnya tersedia di orbit bumi. Bila semua satelit yang diperlukan  sudah mengudara,  maka  kedua  sistim  ini akan  mulai  berfungsi  secara  penuh. Walaupun  begitu,  beberapa  alat  genggam  penerima  sinyal  dari  sistim-sistim  ini  sudah  mulai dipasarkan. Tidak mudah untuk menemukan alat Alat navigasi berbasis satelit yang dapat menerima  sinyal satelit  Galileo  ataupun  GLONASS,  hampir  semua  yang  dijual  di  pasar  adalah  alat  navigasi yang       hanya   dapat menerima sinyal          satelit   NAVSTAR/GPS.          Hal       ini        juga      mendorong masyarakat   dan   produsen   untuk   memakai   nama  “GPS”   bagi   semua   alat   navigasi   berbasis satelit.  Buku  ini  menggunakan  istilah  ‘alat  navigasi  berbasis  satelit’  atau  disingkat  menjadi ‘alat  navigasi’  untuk  menggantikan  istilah  ‘alat  GPS’  yang dipakai  oleh masyarakat  pada  saat ini.

Guna alat navigasi berbasis satelit

Alat navigasi berbasis satelit ini mempunyai kegunaan yang beragam di darat, udara, dan laut. Pada   dasarnya,   semua   hal   yang  memerlukan  petunjuk   lokasi   dapat  menggunakan   alat   ini. Selain  menunjukkan  lokasi,  alat  ini  juga  bisa  menyimpan  jalur  jalan  yang  kita  lewati.  Jalur jalan  ini  sangat  berguna  ketika  ingin  kembali  melalui  jalan  yang  sama,  seperti  ketika  sedang naik gunung, atau mengemudi.

Alat  navigasi  berbasis  satelit  biasanya  diproduksi  untuk  jenis  kegiatan  tertentu,  tetapi  tidak
berarti  bahwa  alat  navigasi  tersebut  tidak  dapat  digunakan  pada  kegiatan  lainnya.  Contoh  – contoh penggunaan alat navigasi berbasis satelit dalam kehidupan sehari-hari:
           pemandu ketika mengemudi di daerah yang tidak dikenal, contoh ketika ke luar kota.
           Dapat   digunakan   sebagai   alat   pelacak   mobil.   Sering   dipakai   oleh   para   penyedia   jasa penyewaan kendaraan.
           Kegiatan survey lapangan
           Bersepeda
           Naik gunung
           Selain   itu,   dapat   pula   dipakai   ketika   kita   memerlukan   presisi   waktu   yang   biasanya
diperlukan ketika melakukan riset.
           Bila dipadukan dengan radio komunikasi, dapat mengirim/menerima data posisi
           Sinyal satelit GPS juga bisa digunakan untuk kegiatan penelitian prakiraan cuaca.
           Dalam  bidang  kesehatan,  sudah  mulai  dipakai  untuk  sistim  surveilans,  penanggulangan
wabah penyakit, ataupun untuk menilai cakupan pelayanan.
           Dalam  bidang  penanganan  bencana,  alat  ini  sangat  berguna  dan  sering  dipakai  oleh  tim
penyelamat.
           Dengan alat khusus, dapat menjadi bagian dari alat penyelamat pribadi. Misal, ketika kapal tenggelam,  atau  dalam  kecelakaan  ketika  naik  gunung  alat  khusus  ini  akan  mengirimkan
sinyal ke satelit yang lalu digunakan  untuk menemukan posisi  pengguna  (harus  dibeli  dari
penyedia layanan).
           Beberapa   alat   navigasi   satelit   ini   dipadukan   dengan   kemampuan   menerima   peringatan
cuaca, sehingga sangat berguna bagi kapal ataupun ketika naik gunung.
           Dan lain-lain




2. CARA KERJA SISTIM NAVIGASI GLOBAL BERBASIS SATELIT ( GNSS )

            Sistim ini   menggunakan   sejumlah   satelit   yang   berada   di   orbit   bumi,   yang   memancarkan sinyalnya  ke  bumi  dan  ditangkap  oleh  sebuah  alat  penerima.  Ada  tiga  bagian  penting  dari istim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
 







Bagian Kontrol

Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit,   sehingga   bagian   ini   melacak   orbit   satelit,   lokasi,   ketinggian,   dan   kecepatan. Sinyal-sinyal   sari   satelit   diterima   oleh   bagian   kontrol,   dikoreksi,   dan   dikirimkan kembali  ke  satelit.  Koreksi  data  lokasi  yang  tepat  dari  satelit  ini  disebut  dengan  data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.

Bagian Angkasa

Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil   diatas   permukaan   bumi.   Kumpulan   satelit-satelit   ini   diatur   sedemikian   rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit.  Sinyal  satelit  ini  dapat  melewati  awan,  kaca,  atau  plastik,  tetapi  tidak  dapat melewati gedung atau gunung.


Bagian Pengguna

Bagian  ini  terdiri  dari  alat  navigasi  yang  digunakan.  Satelit  akan  memancarkan  data
almanak   dan   ephemeris  yang   akan   diterima   oleh   alat  navigasi   secara   teratur.   Data
almanak  berisikan  perkiraan  lokasi  (approximate  location)  satelit  yang  dipancarkan terus  menerus  oleh  satelit.  Data  ephemeris  dipancarkan  oleh  satelit,  dan  valid  untuk sekitar 4-6 jam.

Untuk  menunjukkan  koordinat  sebuah  titik  (dua  dimensi),  alat  navigasi  memerlukan paling  sedikit  sinyal  dari  3  buah  satelit.  Untuk  menunjukkan  data  ketinggian  sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.

Dari  sinyal-sinyal  yang  dipancarkan  oleh  kumpulan  satelit  tersebut,  alat  navigasi  akan
melakukan  perhitungan-perhitungan,  dan  hasil  akhirnya  adalah  koordinat  posisi  alat tersebut.   Makin   banyak   jumlah   sinyal   satelit   yang  diterima   oleh   sebuah   alat,  akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.




3. AKURASI ALAT NAVIGASI

Akurasi   atau   ketepatan   perlu   mendapat   perhatian   bagi   penentuan koordinat sebuah titik/lokasi.            Koordinat        posisi   ini        akan     selalu mempunyai ‘faktor  kesalahan’,  yang  lebih  dikenal  dengan  ‘tingkat akurasi’.  Misalnya,  alat  tersebut  menunjukkan  sebuah  titik  koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil  angka  akurasi  (artinya  akurasi  makin  tinggi),  maka  posisi  alat

Penjelasan akurasi

            Pada  pemakaian  sehari-hari,  tingkat akurasi  ini  lebih  sering dipengaruhi  oleh faktor  sekeliling yang  mengurangi  kekuatan  sinyal  satelit.  Karena  sinyal  satelit  tidak  dapat  menembus  benda padat  dengan  baik,  maka  ketika  menggunakan  alat,  penting  sekali  untuk  memperhatikan  luas langit  yang  dapat  dilihat.  Ketika  alat  berada  disebuah  lembah  yang  dalam  (misal,  akurasi  15 meter),  maka  tingkat  akurasinya  akan  jauh  lebih  rendah  daripada  di  padang  rumput  (misal, akurasi  3  meter).  Di  padang  rumput  atau  puncak gunung,  jumlah  satelit  yang  dapat  dijangkau oleh  alat  akan  jauh  lebih  banyak  daripada  dari  sebuah  lembah  gunung.  Jadi,  jangan  berharap dapat menggunakan alat navigasi ini didalam sebuah gua.

 4. BERBAGAI MACAM ALAT NAVIGASI BERBASIS SATELIT

Alat   navigasi   ini   sekarang   sudah   tersedia   dalam   berbagai   macam   jenis,   dengan   berbagai macam   variasi   harganya.   Masing-masing   alat   mempunyai   fungsi   dan   kemampuan   yang berbeda-beda. Mari kita coba  membedakan alat-alat navigasi ini dari beberapa  sudut pandang. Walaupun masing-masing produk diperuntukkan untuk jenis kegiatan tertentu, tetapi tidak ada yang melarang untuk menggunakannya pada jenis kegiatan lainnya.

Hanya menampilkan koordinat lokasi

Dari  jenis  informasi  yang  ditampilkan,  alat   navigasi   ini   hanya   menampilkan  koordinat lokasi  secara  langsung.  Kelompok  ini  jarang  diminati  oleh  masyarakat  umum  sebagai  alat navigasi  karena  kurang  menarik.  Biasanya,  alat-alat  dalam  kelompok  ini  bisa  dipadukan dengan   PDA   atau   telpon   genggam   ataupun   komputer,   baik   dengan   koneksi   bluetooth ataupun USB.
 



GPS card
Jenis   ini   mempunyai   ukuran   yang   kecil.   Penggunaannya   cukup   mudah,   dapat   Dipakai dengan Laptop, PDA, ataupun PSP yang memiliki slot sesuai.
 




Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host